Banyak cara dalam Kalkukasi cut fill atau galian timbunan, bisa dikerjakan secara pengukuran manual, pemetaan topografi, dengan menggunakan ukuran Kubikasi kendaraan / Standar ukuran Bak dump-truck atau mobilitas. itu semuanya dapat dilakukan, dengan syarat Mutlak dapat di terima oleh pemilik proyek.
Pertama, pengukuran manual dapat dilakukan dengan menggunakan meteran atau dengan cara tradisional lainnya. Walaupun terdengar usang, namun saat ini metode seperti itu masih banyak digunakan.
menggunakan data hasil pengukuran langsung yaitu bisa dikerjakan dengan menggunakan Alat seperti Total Station, Real time kinematika (RTK) dan Pemetaan drone di udara, cara inilah pada saat ini banyak di gunakan, mengingat ini menghasilkan Gambar secara Mendetail dan terperinci.”
Selanjutnya cara mobilitas, Atau Takaran Kapasitas Mobil Dump truck. metode ini jarang di gunakan, ini hampir sama dengan teknis pengukuran tradisional, tetapi lebih unggul selangkah. mengingat tingkat resiko yang besar, pemilik proyek tidak akan menerima begitu saja dengan menggunakan metode ini. sebaliknya metode ini di gunakan sebagai pembanding, itu pun sebelumnya telah di lakukan menggunakan pengukuran di lokasi.
Surveyor Bekerja Untuk Pengelola dak rekap data survey. suatu pekerjaan pengukuran yang membutuhkan keahlian khusus, ketelitian dan ke-akurasian dengan baik, Karena akan Berguna sebagai bahan dasar Penagihan, baik sebagai posisi di kontraktor maupun partner daripada pemiliki Project.
Seorang Surveyor sebagai Penelitian Lapangan, menSurvei Pendahuluan, Survei Lokasi dan Konstruksi. pekerjaan survey pembukaan tanah dan lahan.
Pada dasarnya Tahapan-tahapan Surveyor Melakukan pengukuran Cutfill adalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan meletakkan titik-titik kontrol horisontal dan vertikal.
2. Melaksanakan pengukuran sifat datar dan Pemetaan lahan.
3. Pematokan batas lahan pemilikan dan pematokan untuk perencanaan jalan.
4. Pematokan untuk pekerjaan konstruksi sebagai acuan.
5. Kalkulasi cut fill secara berkala dan.
6. Pada akhir project melakukan, menyiapkan data, dan asbuilt survey.
Dalam Segi kalkulasi cut fill atau galian dan timbunan, pemilik proyek memprioritaskan gambar hasil pengukuran bersama / Joint Survey, gambar tersebut adalah mewakili dari bahasa teknik di lapangan.
Baik owner atau kontraktor dapat terbantu oleh seorang Quantity surveyor atau survey kuantitas masing – masing sebagai Engineer yang bertanggung jawab atas kalkulasi cut fill yang absah, dengan menyetarakan metode dan stigma bersama.
Engineer Quantity Survey terbantu oleh tim Survey dalam menyediakan Raw Data, kemudian diolah dan di konversi ke gambar Cad 2D atau 3Dimensi. Kemudian di tabulasikan tiap-tiap hasil, sehingga mendapatkan kubikasi Rata-rata, hasil kesepakatan.
(Baca Artikel: Manfaat Drone untuk proyek konstruksi)
Pada Awalnya Galian dan Timbunan terdiri dari beberapa jenis Pekerjaan yaitu:
Melalui tahap Pengadaan, pengangkutan, Penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk :
Galian:
- Pembuatan saluran air dan selokan.
- Formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya.
- Pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus.
- Pekerjaan stabilisasi lereng.
- Pembuangan bahan longsoran.
- Galian bahan konstruksi.
- Pembuangan sisa bahan galian.
- Pengupasan dan pembuangan bahan
- perkerasan beraspal pada perkerasan lama.
- Pembentukan profil dan penampang sesuai dengan Spesifikasi.
– Galian Biasa:
Mencakup seluruh galian yang tidak klasifikasi sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal.
– Batu Galian:
Batu galian – bongkahan batu, dengan volume 1 m3 atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang penggaliannya memerlukan alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Galian Struktur:
Mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan, Penunjukan tertuju dalam Gambar untuk Struktur.
TOLERANSI DIMENSI:
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2 cm dari yang Penentuan atau Persetujuan.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus cukup kelandaiannya, untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis penentuan garis profil .
Timbunan tidak boleh Terhampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
Timbunan:
- pembuatan timbunan.
- Penimbunan kembali galian pipa atau struktur, dan timbunan umum / Back-fill.
- membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan persyaratan elevasi penampang melintang
- Timbunan yang mencakup oleh ketentuan ini harus Terbagi menjadi tiga jenis, yaitu; timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan untuk atas tanah rawa.
pilihan Timbunan akan Berguna untuk :
- Lapis penopang (capping layer) guna meningkatkan daya dukung tanah dasar.
- Material timbunan pada daerah saluran air dan lokasi serupa, dimana bahan yang plastis sulit untuk pemadata dengan baik.
- Stabilisasi lereng atau Pekerjaan pelebaran timbunan jika memerlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan Pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk :
Melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
Pekerjaan Yang Tidak Termasuk Timbunan
Bahan yang dipasang sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton,
Bahan drainase porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyut-nya partikel halus tanah akibat proses penyaringan.
TOLERANSI DIMENSI:
Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus cukup kelandaiannya, untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.
Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.